[FADHAILUL 'AMAL] [KEUTAMAAN-KEUTAMAAN AMAL]

Umat Islam adalah kaum yang beramal
نَحنُ قَومٌ عَمَلِيٌّ
(Kita adalah kaum yang beramal)

Mengapa kita disebut sebagai kaum yang beramal dan mengapa kita harus beramal?

Pertama, tuntutan bagi kita dalam beramal adalah sebagai pembuktian keimanan kita kepada Allah. Allah tidak mungkin membiarkan hamba-Nya beriman tanpa mengujinya.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُون(٢َ) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ(٣)

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”

[Al Ankabut 2–3]

Kedua, tuntutan bagi kita dalam beramal adalah untuk menolong agama Allah. Dengan menolong agama Allah, sesungguhnya kita telah menolong diri kita sendiri dan tentunya umat. Mengapa demikian? Karena dalam berislam, sejatinya dan semestinya kita berislam untuk kemaslahatan umat. Contoh sederhananya adalah ketika kita melaksanakan sholat. Salah satu manfaat yang ditimbulkan dari sholat adalah mencegah perbuatan mungkar. Nah, kalau kita sudah beramal dengn baik, dalam konteks ini ya sholat kita tadi, diri kita akan terhindar dari perbuatan2 mungkar. Ketika kita sudah terhindar dari kemungkaran, maka kecenderungan yang akan tersebar kepada masyarakat melalui diri kita adalah kecenderungan yang akan menghindarkan masyarakat dari kemungkaran pula.

Pun dalam beramal, ada satu poin yang harus diberi perhatian khusus, yakni konsistensi atau istiqomah. Ya, ini yang emang susah😅 Kita semua masih belajar, pun belajar untuk mengoptimalkan performa amalan2 kita. Usaha untuk tetap istiqomah dalam beramal harus terus kita lakukan, meskipun hanya bisa sedikit2, karena Allah lebih menyukai usha tersebut walaupun sedikit2, asal kontinyu.

Pun mungkin dalam berikhtiar, kita akan menemui titik di mana kita merasa lelah, merasa bosan, merasa sepertinya usaha kita dalam beramal ya sia-sia saja. Tapi jangan lupa, Allah pasti melihat tekad baik kita, Allah pasti melihat semangat kita, Allah pasti melihat kebersihan hati kita untuk menjadi insan yang lebih baik.

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. q berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
(Alm. Ust. Rahmat Abdullah, Allahu yarham)

Disadur, diparafrase dan diubah serta ditambahkan sedikit dari materi liqo Ust. Agustino Zulys
Oleh: Muhammad Naufal Nur
Untuk: FMA BIologi 2015

9 April 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSLIHAT

يا إسرائيل