Syumuliyatul Islam (Kesempurnaan Islam)

“...Saya pun bertanya-tanya,  kenapa pada satu sisi ada umat yang begitu mulianya dengan lslam,  sementara umat yang lain dengan Islam yang sama,  justru terpuruk?  Kenapa Islam pada suatu masa dapat memberikan pencerahan dan harapan bagi seluruh ummat manusia,  namun,  ada saat yang lain,  Islam dipandang rendah oleh umat manusia.  Padahal,  semuanya tidak ada yang berubah.  Jelas sudah,  ada sesuatu dari Islam yang telah hilang. Sesuatu yang dengan sengaja dihilangkan oleh orang-orang yang tidak senang kepada Islam dengan segala daya dan upaya mereka.  Sesuatu yang telah hilang inilah,  yang akhirnya menimbulkan ketakutan (phobia)  yang luar biasa kaum Muslim terhadap Islam.  Sesuatu yang telah hilang ini,  telah menjalarkan virus ketidakpercayaan dan ketakutan pengemban dakwah Islam untuk menyuarakan Islam yang mulia.  Sesuatu yang telah hilang ini pun,  mengakibatkan pemuda-pemuda Islam hidup tanpa tujuan yang jelas,  mereka menjadi seorang ilmuwan tanpa agama dan menjadi ahli ibadah tanpa ilmu dunia,  tertipu oleh paradigma berfikir yang diajukan oleh pemikir-pemikir yang benci kepada lslam:  ingin dunia tinggalkan agama dan ingin agama tinggalkan dunia...”
(Felix Siauw, Beyond The Inspiration hlm. 4)
Islam itu syumul (menyeluruh), kawan. Islam meliputi seluruh aspek kehidupan kita. Mulai bangun tidur, sampai tidur lagi, semua diatur oleh Islam. Islam itu bukan hanya shalat dan puasa, bukan hanya dzikir dan tilawah Quran, bukan pula sekadar mengucap “Assalamu'alaikum,” tetapi Islam itu menyangkut segala sesuatu yang ada dalam kehidupan kita.
Kalau  kata Hasan Al Banna, “Islam adalah sistem yang syamil (menyeluruh), mencakup seluruh aspek kehidupan. Maka ia adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, moral dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, wawasan dan undang-undang, ilmu pengetahuan dan hukum, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran. Sebagaimana juga ia adalah akidah yang murni dan ibadah yang benar, tidak kurang tidak lebih”
Bahkan Islam menyangkut praktikum kita kemarin. Haa...?
Iya... Coba deh inget, apa gunanya yeast di praktikum kemarin? Yap, untuk mendekomposisi gula kompleks menjadi gula sederhana. Kenapa? Karena si Drosophilla gak bisa langsung menggunakan gula kompleks dari gula merah untuk dirinya, makanya butuh bantuan yeast. Sedangkan kita? Tentu gak perlu yeast segala untuk kebutuhan gula kita, karena tubuh kita bisa menguraikannya sendiri.
Terus apa hubungannya?
Hubungannya dijelaskan di surah At Tin ayat 4
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“ sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
Selain menunjukkan keagungan Allah dalam penciptaan makhluk-Nya, ayat itu secara eksplisit juga menyatakan bahwa manusia diberikan bentuk yang paling baik. Bentuk kan gak cuma apa yang terlihat, tapi juga menyangkut apa-apa yang ada di dalamnya, seperti sistem organ dll., karena semuanya satu kesatuan. Pun termasuk kemampuan manusia untuk mencerna gula tadi yan menunjukkan tubuh manusia diberi kelebihan oleh Allah dari pada Drosophilla.
Ya, sesederhana itu
Bahkan sampe segitunya Islam menyangkut dalam kehidupan yang sehari-hari kita temui.
So, yuk sama-sama kita coba terapkan Islam yang sejatinya syamil ini, supaya benar-benar menyeluruh dalam kehidupan kita dengan segala upaya yang bisa kita lakukan
Yap, lagi-lagi sesederhana itu

Oleh: Muhammad Naufal Nur
Untuk: FMA Biologi FMIPA UI 2015

Sabtu, 27 Februari 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSLIHAT

يا إسرائيل