SMPIT NURUL FIKRI (Tempat di Mana Berjuta Kenangan Tercipta)


gw masih inget pas gw bawa HP ke sekolah, eh terus ada razia, *panik* .eh untung enggak ketauan.
gw masih inget pas ada razia rambut, eh gw gak kena, padahal rambut gw udah panjang.
gw masih inget pas telat dateng ke sekolah, eh ketauan, terus disuruh mungut 10 sampah.
gw masih inget pas disuruh lari di lapangan gara-gara telat masuk jam matematika
gw masih inget waktu gw berdiri di depan, pas lagi upacara gara-gara telat dateng
gw masih inget waktu sekelas diomelin pas jam bahasa sunda gara-gara ribut dan pada nyolot sama gurunya
gw masih inget pas beberapa guru ngambek gak mau ngajar gara gara kelas udah kaya film 2012
dan semua kenangan pahit lainnya yang pernah gw rasain di NF.
gw masih inget semua kenangan pahit itu...
tapi semua kenangan pahit itu seakan terasa sangat manis. karena semua itu tinggal kenangan. kenangan yang semoga tidak akan pernah terlupakan.
karena, kita semua angkatan 14 udah misah 

seandainya jarum detik muternya ke kiri, dan tanggalan di kalender bisa dimundrin, gw pengen mengulang semua kenangan di NF sejak pertama masuk di kelas 7
cuma enggak mungkin 

 emang bener ya, masa lalu itu adalah hal yang paling jauh dari kita.
karena setiap detik, masa lalu semakin jauh dari kita 
enggak kaya bintang bintang di galaksi lain yang jaraknya milyaran kilometer, tapi jaraknya tetep aja sama
semua kenangan di NF enggak bakal gw lupain, dan gw harap gw juga gak bakal lupa sama semua kenangan di NF.

 semua kenangan di NF bagaikan berliannya Rose di film Titanic. sangat berharga, dan penuh dengan kenangan
Terlalu sulit dan terlalu sakit untuk melupakan semua kenangan itu. rasanya kaya nelen berliannya si Rose itu sendiri Sad

 enggak mau kan nelen berlian ? makanya, gw enggak mau ngelupain semua kenangan di NF. Pahit, asem, manis, semuanya bakalan  keinget selalu
AMIN...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSLIHAT

Mungkin hari-hari lalu Hati tak berkaca Mungkin hari-hari lalu Jiwa masih dalam pelayangan Mungkin hari-hari lalu Desah napas masih angkuh Sadar tak sadar, jiwa Muslihatmu selimuti pelupuk mata Mengaku tak mengaku, hati Angkuhmu tak sadarkan persendian Peluh? Mana peduli Air mata? Jangan harap ia datang Keluh kesah? Bahkan masih malu-malu Ah, bungkam saja kau berani Fana. Berani dalam fana Ah, enyah saja kau tangguh Palsu. Tangguh dalam kepalsuan Biarlah bibir-bibir penguasa bertitah apa Beda pula titah kemarin dan hari ini Jenuh, jenuh benak dalamnya Penat, penat kerut dahi bersamanya Mungkinkah? Mungkinkah hari ini waktu panggil air mata? Bisakah? Bisakah peluh lepas bebas dari kelenjar sebentar lagi? Yakin? Sudah yakin lidah keluh kesah hendak bercerita selepas ini? Bahkan, bahkan hati ingin berganti cerita kalau bisa
Baca selengkapnya

يا إسرائيل

Wahai Israel... Tegakah engkau terus menerus menindas rakyat Palestina ? Tak adakah rasa bersalahmu ? Sekalipun itu hanya di dalam hatimu Sungguh, memang batu hati kalian wahai Israel...! Tak tahukah tanah siapa yang kau injak ? Tak tahukah tanah siapa yang kau tempati ? Sungguh,tanah itu bukanlah milikmu ! Kau hanya merampas hak hak orang orang yang tidak bersalah Tanpa peduli terhadap mereka Tak layak ada namamu di muka Bumi ini wahai Israel Tak layak pula benderamu berkibar di gedung PBB Sesungguhnya, benderamu hanya berkibar dalam kehinaan Hanya terlihat agung dalam kebohongan oleh jiwa jiwa yang tak punya belas kasihan Tak layak engkau ! Benar benar tak layak engkau wahai Israel ada di muka Bumi ini ! Aku tahu, aku hanya seorang rakyat biasa yang tak berdaya Tetapi semangatku tak akan pernah surut Karena, aku adalah seorang pemuda muslim Sama seperti para pemuda Palestina lainnya Yang tak akan pernah menyerah begitu saja Yang akan selal
Baca selengkapnya