BERANJAKLAH

Kulihat tatapanmu begitu dalam
Entah apa makna
Mungkin benak dalam pelayangannya sejenak

Satu, dua, tiga
Tak kunjung beranjak
Empat, lima, enam
Derap pun tak kunjung terdengar
Sepertinya jiwa-jiwanya masih dalam peraduan

Ah, pergilah dikau
Buka jendela kamarmu
Tidak kah kau lihat mentari ingin berbagi keceriaan?
Tapi, apa jua ia
Kau tetap saja dalam kerapian persilangan kedua kakimu
Tetap di situ
Tak beranjak

Ah, gila
Mungkin gila aku kau kata
Tapi, tidak gila kah jika semua tak beranjak
Tidak gila kah kaki-kakimu masih tersimpul rapi?
Tidak gila kah ketika peraduan dalam peraduannya sendiri?

Ah, buta
Mungkin buta aku kau kata
Tapi, matahari sendiri yang tersenyum untukmu
Lalu, buta siapa punya?

Beranjaklah dikau
Beranjaklah
Berjalanlah dikau, lalu lari
Lelah sudah, duduklah sebentar di samping ayah
Lalu lekaslah kau gantikan senyuman matahari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSLIHAT

يا إسرائيل