Jatuh Ukhuwah

Ketika sebuah ikatan batin tercipta bukan karena hubungan darah. Ketika sebuah perasaan menguasai jiwa akan orang-orang yang selalu membersamai kita dalam berjuang. Ketika setiap langkah dalam benak dan realita selalu berada dalam derap yang selaras. Ah, mungkin itu kebetulan. Tetapi ikatan dan perasaan itu tidaklah begitu sederhana untuk menjadi sebuah kebetulan. Mungkin Sang pemiliki hati memang mengikat hati-hati para hamba-Nya dalam cinta kepada-Nya. Mungkin Sang pemilik jiwa telah mempersatukan jiwa-jiwa para hamba-Nya dalam naungan kasih sayang-Nya.

Entah mengapa, ia terlalu manis untuk terus dinikmati. Tetapi tak mungkin kuat jiwa dan hati yang telah terhimpun tadi untuk lepas dari dekapannya. Ah, mungkin jiwa-jiwa sudah melebur jadi satu. Sampai batas jarak dan waktu memang tak ada arti. Ketika raga-raga yang berbeda seakan milik sendiri. Ketika selimut yang menghangatkan terasa lebih berhak untuk dikenakan raga yang lain, sedangkan raga sendiri masih dalam gemetarnya. Tetapi hangatnya hati dalam situasi tersebut lebih hangat dari pada selimut tebal yang mendekapmu.

Ah, saling mengenal jiwa-jiwa dalam himpunan cinta Ilahi bahkan tak cukup. Saling memahami hati yang terikat dalam kasih-Nya tak akan pernah meredakan dahaga akan keindahannya. Lalu sampailah kepada beban jiwa lain pun bebanmu jua. Hingga datanglah masa ketika raga, hati bahkan jiwa insan lain terasa lebih berhak untuk terselamatkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSLIHAT

يا إسرائيل